Home Prima Trending Topics Tri Risma Anggap Penghargaan Learning City Tak Lepas dari Peran Stakeholder

Tri Risma Anggap Penghargaan Learning City Tak Lepas dari Peran Stakeholder

678 views
0
SHARE

primaradio.id – Walikota Surabaya Tri Rismaharini menilai, Surabaya yang dianugerahi predikat Learning City ini tak lepas dari peran serta para stakeholder. Mulai dari sektor swasta, masyarakat, media dan pemerintah kota sendiri. “Jadi konsep Learning City di Surabaya tidak akan berjalan dengan sukses jika tanpa peran serta semua pihak”, ungkapnya.

Dalam mengembangkan konsep Learning City, Surabaya mengajak masyarakat untuk berperan aktif. Contohnya, kampung pendidikan. Di kampung ini, masyarakat setempat menyepakati waktu-waktu belajar bagi anak-anaknya. Dengan demikian, meski tidak sedang di sekolah, anak-anak dapat belajar secara non-formal dalam bentuk permainan.

Rumah Bahasa dan Rumah Matematika, yang dapat dijumpai di Kompleks Balai Pemuda, mendorong masyarakat lebih mencintai pelajaran bahasa dan matematika. Rumah Bahasa merupakan contoh konkret peran aktif relawan yang bersedia mengajar bahasa kepada masyarakat. Relawan bahasa ini datang dari kalangan mahasiswa, akademisi, maupun konsulat jenderal negara-negara sahabat. Kini, tak kurang dari 13 bahasa dapat dipelajari di Rumah Bahasa secara gratis. Sedangkan Rumah Matematika menawarkan konsep belajar dengan cara yang menyenangkan dengan diselingi beragam permainan, sehingga matematika kini tak lagi menakutkan bagi anak-anak.

Selain itu, guna mendorong minat baca masyarakat, Pemerintah Kota membangun taman baca masyarakat (TBM) dan perpustakaan yang dapat dijumpai di balai RW dan taman-taman kota. TBM dan perpustakaan dapat dijumpai di 1.500 titik yang tersebar di seluruh penjuru kota.

Serta, Broadband Learning Center (BLC) di 50 lokasi dapat dimanfaatkan warga untuk belajar mengenai komputer dan internet. BLC ini banyak dimanfaatkan ibu-ibu pelaku UKM untuk memasarkan produknya secara online. Meski, para pelajar sekolah tak mau ketinggalan memanfaatkan BLC meningkatkan skill di bidang teknologi informasi.

Terbaru, Pemkot Surabaya membangun co-working space bernama “Koridor” yang berada di pusat kota. Tepatnya di lantai 3 gedung Siola. Tempat ini disediakan bagi para pelaku industri kreatif dan start up Surabaya untuk berdiskusi dan berkarya lebih jauh. Pada waktu-waktu tertentu, Koridor juga digunakan oleh Google untuk memberikan pelatihan tematik.

Tak hanya secara teoritis, Pemkot Surabaya juga memberikan bekal wirausaha praktis secara gratis. Melalui Pejuang Muda dan Pahlawan Ekonomi, warga dapat mengakses pelatihan yang nantinya dapat menjadi bekal bagi memulai bisnis sendiri. Program tersebut rutin digelar di Kapas Krampung Plaza (KAZA) setiap hari Sabtu dan Minggu mulai pukul 10.00 WIB.

Konsep belajar diterapkan kepada seluruh lapisan masyarakat. Tak terkecuali mereka dengan kebutuhan khusus. Di Pondok Sosial Kalijudan, anak-anak berkebutuhan khusus mendapat bekal pelatihan sesuai minat dan bakat. Mayoritas anak-anak di sana menggemari pelatihan melukis. Berkat pelatihan dan pendampingan rutin, mereka mampu menghasilkan lukisan-lukisan berkualitas. Tak jarang lukisan mereka dipamerkan di sejumlah galery dan harga jual lukisan tersebut cukup tinggi. Dengan demikian, mereka mampu memperoleh penghasilan dari hasil lukisan tersebut.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here