primaradio.id – Guna mendukung penyebarluasan ragam dan manfaat produk statistik di lingkungan Perguruan Tinggi, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI Dr Margo Yuwono SSi MSi meresmikan Pojok Statistik di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Rabu (22/12). Bertempat di Gedung H Departemen Statistika ITS, Pojok Statistik ini merupakan yang ke-7 di Indonesia sekaligus yang pertama di Jawa Timur.
Pojok Statistik sendiri adalah layanan kolaborasi antara BPS dengan perguruan tinggi di Indonesia. Selain itu, sesuai tagline-nya ‘Tempat Asyik Belajar Statistik’, Pojok Statistik hadir sebagai fasilitas yang dapat digunakan para akademisi untuk sarana berdiskusi, memenuhi kebutuhan dan kualitas riset, meningkatkan inovasi, yang berujung pada kemajuan pembangunan bangsa.
Buah perjanjian kerja sama antara BPS Provinsi Jawa Timur dengan ITS September lalu ini berawal dari usulan Departemen Statistika, Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS dan telah disetujui oleh BPS. Menjadi yang ke-7, ITS menyusul enam tempat lainnya, yaitu Universitas Hassanuddin, Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Pojok Statistik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Universitas Bangka Belitung, dan di Universitas Sebelas Maret (UNS).
Di awal sambutannya, Kepala BPS Provinsi Jawa Timur Dr Dadang Hardiwan SSi MSi menerangkan, seiring terbukanya kepercayaan pemerintah terhadap BPS, tantangan yang dihadapi juga semakin sulit. Majunya teknologi, membuat semakin besar juga tuntutan akan data yang akurat dengan kemudahan akses. “Dengan adanya Pojok Statistik ini dapat dijadikan fasilitas akses data publik berbasis digital dan analog yang mudah didapatkan,” ujarnya.
Sejalan dengan Dadang, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS Prof Dr Ir Adi Supriyanto MT mengatakan, jika ada banyak data di sekitar kita. Namun, semua itu butuh diolah dan dianalisis agar bisa memberikan manfaat yang maksimal. “Ambil contoh dengan adanya pandemi ini. Jika tidak didata dengan baik, masyarakat tidak mengetahui atau awas terhadap clustering selanjutnya,” ujarnya.
Keberhasilan ITS dalam menghasilkan teknologi, riset-riset yang dilakukan mahasiswa dan dosen tak lepas dari tangan-tangan orang yang mengolah data. “Maka dari itu, terima kasih karena ITS sudah dipercaya BPS dalam membangun pojok statistik ini, diharapkan nantinya akan ada joint research antara ITS dan BPS,” tuturnya saat memberikan sambutan di Ruang Sidang Senat, Gedung Rektorat ITS.
Sebelum berpindah menuju tempat peresmian di Departemen Statistika ITS dengan motor listrik ITS Gesits, Kepala BPS mengatakan bahwa ia melihat perubahan iklim hingga pandemi Covid-19 di Indonesia ini sebagai destruksi industri 4.0. Hal ini juga turut mempengaruhi pola konsumsi dan produksi yang ada. “Dari hal tersebut, BPS sendiri harus mampu berkolaborasi dalam berbagai pihak agar bisa seiring dan menjaga keseimbangan,” tandasnya.
Dengan melahirkan metode-metode baru seperti kerja sama dengan perguruan tinggi serta membangun ilmu statistik dalam ruang lingkup yang luas, lewat ITS ini BPS minta bantuan untuk menyesuaikan dengan kemajuan yang ada. “Kebutuhan data semakin kompleks, tuntutan modernisasi akan memengaruhi, kebutuhan sumber data baru yang berdampak pada pengumpulan dan pemanfaatan data,” terang Margo.
Ia melanjutkan, manusia adalah pusat dari pembangunan. Berdasarkan data yang didapatkan dari berbagai sektor, pembangunan suatu daerah bisa dikatakan berhasil jika kualitas manusia dari aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonominya tinggi. Karena masih banyak daerah di Indonesia yang Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya rendah.
Selaras dengan tujuannya, jika penelitian yang dihasilkan oleh mahasiswa atau dosen di ITS menggunakan olah data yang baik, akan dapat memunculkan informasi pengetahuan baru. “Lahirnya terobosan dan inovasi ini akan menciptakan data yang dipatenkan (official statistic), sehingga mendorong pihak eksekutif menaruh kebijakan yang berdampak pada pembangunan Indonesia yang lebih maju,” pungkas Margo saat menyampaikan kuliah umum.
Sebagai Ketua dari Kesekretariatan Pojok Statistik ITS, Dr Ismaini Zain MSi turut menyampaikan jika sinergi BPS dengan ITS memberikan dampak positif. Dengan data-data terpercaya yang telah dikumpulkan oleh BPS, akan meningkatkan nilai dari riset mahasiswa atau dosen. “Karena data yang akurat akan menjadi sumber referensi yang tepat,” tuturnya mengingatkan.
Diharapkan, adanya Pojok Statistik ini dapat meningkatkan literasi ilmu statistik bagi sivitas akademika ITS. Tak terkecuali dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yang dapat menjadikan Pojok Statistik sebagai media membantu analisis yang dibutuhkan. “Maka dari itu, ITS sebagai perguruan tinggi di Jawa Timur yang pertama menghadirkan Pojok Statistik mengharap penuh kepada semua pihak untuk memaksimalkan fasilitas ini,” tandas Ismaini. (*)