Home Features Merdunya Jazz Gunung Bromo Hangatkan Jamaah Al-Jazziah

Merdunya Jazz Gunung Bromo Hangatkan Jamaah Al-Jazziah

723 views
0
SHARE
Didi Kempot Tampil Memukau di Jazz Gunung Bromo 2019 (Foto: Hadid Aditya)

primaradio.id – Menginjak tahun ke-11, Jazz Gunung Bromo bertema “Jazz Bersaksi untuk Ibu Pertiwi” menghadirkan pengalaman yang luar biasa menyaksikan pergelaran musik jazz bernuansa etnik dari musisi-musisi juara yang diadakan di atas ketinggian 2000 meter dari permukaan laut dengan berlatarkan pegunungan, berdinding cemara dan beratapkan langit.

Dinginnya hawa pegunungan tidak mengurangi antusiasme para Jamaah Al-Jazziah panggilan akrab penikmat music jazz Bromo dan musisi jazz untuk menghadiri event tahunan Jazz Gunung Bromo 2019, yang berlangsung pada hari Jumat dan Sabtu tanggal 26-27 Juli lalu, di Amfiteater Jiwa Jawa Resort, Bromo, Sukapura, Probolinggo.

Event tahunan yang digagas oleh Sigit Pramono, Butet Kartaredjasa, dan Djaduk Ferianto ini diramaikan oleh beberapa musisi jazz ternama dari Indonesia dan juga dua band asal Belanda (Tristan), serta dari Perancis (Voyager 4) yang tampil memukau dengan kostum unik ala astronot.

Hari pertama dibuka oleh penampilan dari Malang Jazz Community yang mengcover lagu-lagu dari beberapa musisi kenamaan dengan gaya mereka sendiri, yang kemudian dilanjutkan dengan Debu yang menyampaikan dakwah lewat musiknya yang unik, diramu dengan sentuhan bebunyian alat musik khas Timur Tengah, serta diiringi penampilan Sufi Dance.

Line up berikutnya, Yuri Mahatma Quartet dari Bali, serta Voyager 4 dari Perancis, kemudian Gugun Blues Shelter yang membawakan single-single mereka seperti: Turn It On, Mobil Butut, dan Sweet Looking Woman, sukses memanaskan venue dengan jenis musik yang beragam, mulai dari funk, rock & roll, blues hingga jazz.

Setelah penampilan Gugun Blues Shelter, Jamaah Al-Jazziah kembali dimanjakan dengan suguhan Idang Rasjidi yang malam itu berkolaborasi dengan Sastrani dan Mus Mudjiono, yang membawakan lagu-lagu seperti: One More Blues, Di Bawah Sinar Bulan Purnama yang diaransemen ulang dan vokal ala opera Sastrani, juga Tanda-tandanya yang dibawakan bersama Mus Mudjiono.

Line Up hari pertama Jazz Gunung Bromo ditutup dengan single-single jazz romantis khas Tompi, seperti: Romansa, Cerita Kita, Tak Pernah Setengah Hati, dan Bengawan Solo, berhasil membius dan menghangatkan suasana venue malam itu.

Hari kedua, Jamaah Al-Jazziah terlihat lebih banyak memadati venue, seakan dinginnya hawa malam itu yang mencapai 8 derajat tidak menghalangi keinginan mereka untuk menikmati musik jazz di alam terbuka. Dibuka oleh penampilan MLD Jazz Project Season 4, dilanjutkan penampilan Nita Aartsen Latin Jazz project, sukses menghangatkan suasana malam itu.

Tidak hanya itu, Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak, ikut meramaikan Jazz Gunung Bromo bersama Sierra Soetedjo membawakan lagu ‘Quando Quando’ sesudah penampilan dari Tristan (Belanda). Di hari kedua Jazz Gunung Bromo, hadir juga Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro yang optimis dengan adanya gelaran event tahunan bergengsi ini, Gunung Bromo akan menjadi tujuan wisata terkemuka di dunia, dan menempatkan Jazz Gunung Bromo sebagai ikon.

Ring of Fire dan Didi Kempot berhasil menyuguhkan kolaborasi apik dengan mengusung beberapa hits Didi Kempot sang Godfather of Broken Heart , seperti Solo Balapan, Banyu Langit, dan Layang Kangen yang digubah ulang oleh Ring of Fire, sehingga memberi warna yang berbeda, sukses menghangatkan malam itu. Tidak heran penampilan mereka menjadi salah satu yang ditunggu oleh penonton. Dan di penghujung acara, penonton dibuai dengan suguhan lagu-lagu jazz berkelas ala Candra Darusman Projects yang menutup gelaran event Jazz Gunung Bromo tahun ini.

Sampai ketemu lagi Jamaah Al-Jazziah. (*)

Penulis : Akhbar M H
Editor : Beatrix Christiana

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here