primaradio.id – Berdasarkan “Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia Tahun 2021-2025: Memulihkan Perekonomian Nasional serta Meningkatkan Ketahanan dan Daya Saing Sektor Jasa Keuangan” oleh Otoritas Jasa Keuangan, Pandemi Covid-19 telah menekan perekonomian dalam hal demand and supply yang dipengaruhi oleh permasalahan pada medical, businesses performance, hingga expectation. Termasuk yang mengalami tekanan dalam kategori medium impact di bidang keuangan adalah multifinance.
Hal ini mendukung kebijakan pemerintah Jangka Pendek 2020-2021 yang dilakukan Sektor Jasa Keuangan adalah dukungan terhadap Program Pemulihan Ekonomi Nasional dan untuk Kerangka Strukturan 2021-2025 yaitu dengan Meningkatkan Ketahanan dan Daya Saing Sektor Jasa Keuangan yang terdiri dari tiga pilar: Penguatan Ketahanan dan Daya Saing, Pengembangan Ekosistem Jasa Keuangan, dan Akselerasi Informasi Digital.
Bangsa Indonesia memiliki DNA gotong royong. Sehingga DNA ini menyatukan Fintech Indonesia untuk berkolaborasi dan bergotong royong untuk bantu pemulihan ekonomi nasional yang terdampak di masa pandemic dengan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat sehingga kehidupan masyarakat dapat lebih sejahtera. Dengan meningkatnya angka pendanaan dan meningkatnya jumlah investor di tambah dengan trend digitalisasi dapat memudahkan masyarakat, ucap Mario Lasut selaku CMO Finansialku dalam acara Finansialku Fintech Forum yang diadakan pada 29-30 Juni 2021 secara live.
Nunung Sukmawati, Senior Business Development Manager memaparkan bahwa perilaku dan daya beli masyarakat saat ini pun mengalami perubahan. Sebelum pandemic mungkin kebanyakan masyarakat keluar rumah untuk berekreasi atau pun belanja. Namun sekarang, berselancar di e-commerce sudah menjadi rekreasi digital. Data dari Neoro Sensum menyatakan bahwa tingkat penggunaan dompet digital naik drastic selama pandemic. Hal ini dikarenakan masyarakat mengurangi kontak fisik untuk menghindari penyembaran virus Covid-19 sehingga yang sebelumnya masyarakat melakukan transaksi dengan uang tunai saat ini masyarakat lebih memilih untuk melakukan transaksi digital.
Saat ini bisnis manapun wajib memberikan dampak social bagi seluru masyarakat.. Acara ini menjadi forum terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia sebagai sarana informasi dan dialog terbuka bahwa sektor keuangan berbasis teknologi saat ini bersatu memberikan dan memfasilitasi masyarkat dengan berbagai kemudahaan untuk bertransaksi secara digital, mempekerjakan uangnya agar masyarakat mendapatkan passive income, ataupun pendanaan Sektor UMKM yang lebih mudah diakses dan diajukan.
Muhammad Ghafary Division Head of Digital Banking Development & Operation Division BRI menyampaikan bahwa UMKM adalah penggerak perekonomian, 95% UMKM menyerap tenaga kerja domestic dan lebih dari 60% berkontribusi pada broto nasional melalui produk domestic. Itu sebabnya, pemberdaayaan UMKM sangatlah penting untuk meminimalkan dampak resiko pandemic Covid-19. Semoga semakin banyak sektor bisnis yang bekerjasama, semakin cepat pemulihan ekonomi nasional dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. (*)






