Home prima news BERANI BICARA: Mengenal Takdir Lewat Trilogi “Happy Castle” — Perjalanan Pulang Menuju...

BERANI BICARA: Mengenal Takdir Lewat Trilogi “Happy Castle” — Perjalanan Pulang Menuju Sang Pencipta

9 views
0
SHARE
Keterangan: (yang pegang buku) - DR. Hendra S.E., M.M. - Dosen Universitas Ciputra Surabaya & Chef.

Surabaya – Sahabat Prima, Pernahkah merasa hidupmu seperti puzzle besar yang potongannya berserakan?

Kadang karier berjalan baik, tapi hati terasa kosong. Hubungan keluarga rumit, atau doa terasa menggantung di langit tanpa jawaban.

Lewat trilogi Happy Castle, Dr. Hendra S.E., M.M. mengajak kita menemukan kembali peta hidup itu. Ia memperkenalkan cara kuno namun sangat relevan — ilmu BaZi — lalu menganyamnya dengan spiritualitas, psikologi, dan iman dalam tiga babak kehidupan manusia: diri sendiri, keluarga, dan Tuhan.

Kisah dimulai dari hal paling sederhana namun paling penting: siapa aku sebenarnya?

Dalam buku Happy Castle 1: Super Hero, Dr. Hendra mengajak kita menyelami “peta kelahiran” yang disebut BaZi — delapan karakter yang dibentuk dari tahun, bulan, hari, dan jam lahir.

Melalui kombinasi empat pilar waktu dan lima elemen alam (Kayu, Api, Tanah, Logam, Air), setiap orang ternyata memiliki sidik jari energi unik, semacam “DNA takdir” yang bisa dibaca dan dimengerti.

Tapi pesan Dr. Hendra tegas:

“Peta takdir bukan kutukan. Ia adalah kompas agar kamu tidak tersesat.”

Ia menjelaskan bahwa hidup terdiri dari tiga lapisan keberuntungan:

Langit (Heaven Luck) – hal-hal yang sudah ditetapkan sejak lahir.
Bumi (Earth Luck) – lingkungan dan Feng Shui yang kita pilih.
Manusia (Man Luck) – keputusan, tindakan, dan kebajikan yang kita bangun.
Melalui kisah tokoh fiktif Ryuji dan gurunya Master Wholly, pembaca diajak berdialog tentang cara membaca peta diri, mengenali elemen pribadi (Day Master), hingga menentukan langkah nyata untuk karier, kesehatan, dan momentum keberuntungan.

Buku Happy Castle 2: Super Family membuka mata kita bahwa rumah bukan sekadar tempat tinggal — ia adalah ekosistem energi yang hidup.

Setiap anggota keluarga membawa elemen yang berbeda. Ada yang berperan menumbuhkan (Kayu), ada yang memberi kehangatan (Api), ada yang menjaga stabilitas (Tanah), ada yang melindungi (Logam), dan ada pula yang mengalirkan ide (Air). Bila satu elemen terlalu dominan, keseimbangan pun goyah — muncul pertengkaran, jarak emosional, atau luka batin antar generasi.

Dr. Hendra menguraikan dengan lembut bagaimana BaZi bisa membantu memahami pola hubungan:

Resource melambangkan ibu dan kasih sayangnya.
Wealth menggambarkan ayah dan kestabilan keluarga.

Output menunjukkan ekspresi dan anak-anak.
Friend dan Rob Wealth menunjukkan saudara atau dinamika antar saudara.
Melalui pendekatan ini, pembaca diajak membaca “energi keluarga” bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menyembuhkan.

Ada kisah-kisah menyentuh — tentang anak yang tak dimengerti orang tua, tentang pasangan yang kehilangan keintiman, tentang seseorang yang merasa “tidak cocok” dengan keluarganya — dan bagaimana memahami peta energi keluarga bisa membuka jalan damai.

Dr. Hendra juga menulis bahwa:

“Keluarga adalah medan latihan kasih. Bukan untuk dikendalikan, tapi untuk dipulihkan.”

Buku ini tidak hanya bicara teori. Ia menyertakan panduan praktis: cara menyusun chart keluarga, cara menyeimbangkan energi rumah, bahkan terapi musik dan nutrisi berdasarkan lima elemen agar suasana keluarga kembali harmonis.

Buku Happy Castle 3: Super God membawa pembaca melampaui dimensi BaZi sebagai sistem metafisika, menuju pemahaman bahwa semua energi berasal dari Sumber yang sama: Tuhan sendiri.

Dr. Hendra menulis dengan bahasa yang sangat reflektif:

“Kita adalah debu yang diberi napas ilahi… tapi napas itu kini terbelenggu oleh sistem tubuh dan jiwa.”

Ia menjelaskan bahwa manusia terdiri dari tiga lapisan: tubuh, jiwa, dan roh.
Roh adalah napas Tuhan dalam diri kita. Jiwa adalah alat berpikir, merasa, dan memilih. Tubuh adalah wadah sementara.
Ketika roh kehilangan arah, manusia mudah dikendalikan oleh ego dan dunia — inilah akar dari penderitaan.

Namun Tuhan, atau yang disebut Super God, mampu menembus sistem itu.
Kasih-Nya bisa “meretas algoritma takdir” jika kita berserah dan percaya.

Melalui penjelasan tentang 10 Dewa (Ten Gods), 12 Tahap Kehidupan, dan Ming Gong, Dr. Hendra menuntun pembaca melihat bahwa setiap ujian hidup adalah pelajaran kasih — dan setiap takdir adalah jalan pulang menuju Sang Sumber.

“Kenalilah sistemnya, lalu kenalilah Dia yang berada di atas sistem itu. Karena penciptamu adalah Super God.”

Ketiga buku ini membentuk sebuah perjalanan kesadaran yang lengkap:

Tahap:

1. Buku Super Hero – Fokus Diri – Transformasi Mengenal potensi & arah hidup.

2. Buku Super Family – Fokus Keluarga – Transformasi Menyembuhkan hubungan & membangun harmoni.

3. Buku Super God – Fokus Spiritualitas – Transformasi Menemukan kasih Tuhan di atas takdir.

Trilogi Happy Castle mengajarkan bahwa BaZi bukan sekadar ilmu meramal, tapi bahasa Tuhan yang membantu kita memahami diri, orang lain, dan rancangan besar kehidupan.

Melalui gaya bertutur yang hangat, kisah, tabel, dan refleksi, Dr. Hendra berhasil membuat ilmu yang rumit menjadi sederhana, praktis, dan menyentuh hati.

Ia menulis trilogi ini bukan untuk mengajarkan “cara mengubah takdir”, tetapi untuk membantu kita menemukan makna di balik takdir.
Setiap bab terasa seperti membuka ruang baru di dalam kastil kehidupan kita — dari ruang diri, ruang keluarga, hingga ruang Tuhan.

Dan pada akhirnya, setiap orang akan sampai pada kesadaran yang sama:
Bahwa hidup bukan untuk ditakuti, tetapi untuk dipahami dan dijalani dengan kasih.

“Karena ketika kita mengenal diri, kita mengenal keluarga.
Ketika kita mengenal keluarga, kita mengenal Tuhan.
Dan di situlah, kita akhirnya pulang.”

Sahabat Prima, bisa mendapatkan E-Book Trilogi Happy Castle ini dengan harga terjangkau, di link bio Instagram @happycastle_id dan Tiktok @happycastle.id.

Nantikan Launching Hard Book Trilogi Happy Castle pada tanggal 29 November 2025 mendatang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here